A. Pengertian
Etika Kerja
Etika kerja adalah
seperangkat sikap atau pandangan mendasar yang dipegang sekelompok manusia
untuk menilai bekerja sebagai suatu hal yang positif bagi peningkatan kualitas
kehidupan sehingga mempengaruhi perilaku kinerjanya. Perusahaan dengan etika kerja yang baik akan memiliki
dan mengamalkan nilai-nilai, yakni : kejujuran, keterbukaan, loyalitas
kepada perusahaan, konsisten pada keputusan, dedikasi kepada stakeholder, kerja
sama yang baik, disiplin, dan bertanggung jawab.
B. Aspek
– Aspek Etika Kerja
Ada
8 aspek etos kerja sebagai berikut :
1. Kerja
adalah rahmat.
2. Kerja
adalah amanah.
3. Kerja
adalah panggilan.
4. Kerja
adalah aktualisasi.
5. Kerja
adalah ibadah.
6. Kerja
adalah seni.
7. Kerja
adalah kehormatan.
8. Kerja
adalah pelayanan.
Jika
kita menyadari aspek etos kerja diatas, kita akan menghargai pekerjaan dan
melaksanakannya secara bertanggung jawab, penuh keyakinan dan komitmen, teliti,
tekun, integritas, serta professional. Banyak orang yang mengganggap suatu
pekerjaan merupakan beban, sehingga dalam bekerja tidak dengan sepenuh hati,
mudah mengeluh, dan selalu merasa tidak nyaman. Ketidakpuasan memang selalu ada
dalam setiap diri manusia, tetapi sebaiknya diaplikasikan ke dalam hal yang
positif. Misalnya, tidak puas melihat sikap konsumen yang merasa kecewa atas
sikap pegawai. Ketidakpuasan diwujudkan dengan memperbaiki pelayanan.
C. Faktor
– Faktor yang Mempengaruhi Etika Kerja
1) Agama
Pada
dasarnya agama merupakan suatu sistem nilai. Sistem nilai yang tentunya akan
mempengaruhi atau menentukan pola hidup para penganutnya. Cara berpikir,
bertindak, dan bersikap seseorang pasti diwarnai moleh ajaran agama yang
dianutnya jika ia bersungguh – sungguh dalam menjalankan kehidupan beragama. Rosmiani
(1996) berpendapat bahwa etos kerja yang rendah secara tidak langsung
dipengaruhi oleh rendahnya kualitas
keagamaan seseorang.
2) Budaya
Usman
Pelly (dalam Rahimah, 1995) mengatakan bahwa sikap mental, tekad, disiplin, dan
semangat kerja masyarakat juga disebut sebagai etos budaya dan secara
operasional, etos budaya ini juga disebut sebagai etos kerja. Kualitas etos
kerja ditentukan oleh sistem orientasi nilai budaya masyarakat yanmg
bersangkutan. Masyarakat dengan sistem nilai budaya maju akan memilki etos
kerja yang tinggi dan sebaliknya, masyarakat dengan system nilai konservatif
akan memiliki etos kerja yang rendah bahkan sama sekali tidak memiliki etos
kerja.
3) Sosial
Politik
KH.
Abdurrahman Wahid (2002) mengatakan bahwa etos kerja harus dimulai dengan
kesadaran akan pentingnya arti tanggung jawab kepada masa depan bangsa dan
Negara. Dorongan untuk mengatasi kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan
hanya mungkin timbul jika masyarakat secara keseluruhan memilki orientasi
kehidupan yang teracu pada masa depan yang lebih baik. Orientasi ke depan itu
harus diikuti oleh penghargaan yang cukup kepada kompetisi dan pencapaian (achievement)
4) Kondisi
Lingkungan/Geografis
Lingkungan
alam yang mendukung mempengaruhi manusia yang berada di dalamnya melakukan
usaha untguk dapat mengelola dan mengambil manfaat, dan bahkan dapat mengundang
pendatang untuk turut mencari penghidupan di lingkungan tersebut.
5) Pendidikan
Etos
kerja tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan
sumber daya manusia akan membuat seseorang mempunyai etos kerja keras.
Meningkatnya kualitas penduduk dapat tercapai apabila ada pendidikan yang
merata dan bermutu, disertai dengan peningkatan dan perluasan pendidikan,
keahlian dan keterampilan, sehingga semakin meningkat pula aktivitas dan
produktivitas masyrakat sebagai pelaku ekonomi.
6) Struktur
Ekonomi
Tinggi
rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya
struktur ekonomi, yang mampu memberikan insentif bagi anggota masyarakat untuk
bekerja keras dan menikmati hasil kerja keras mereka dengan penuh.
Etika
Kerja Vs Etika Profesi
Etika profesi
merupakan sesuatu bidang etika terapan. Etika profesi berkaitan dengan
kewajiban etis mereka yang menduduki posisi yang disebut professional. Etika
profesi berfungsi sebagai panduan bagi para professional dalam menjalani
kewajiban mereka memberikan dan mempertahankan jasa kepada masyarakat yang
berstandar tinggi. Sedangkan etika kerja
mengatur praktik, hak dan kewajiban bagi mereka yang disebut
non-profesional.
Para
professional memiliki karakter khusus dari segi pendidikan, palatihan, dan
pengetahuan yang membedakannya dengan pekerja non-profesional. Tuntutan akan
standar profesionalisme dan etika terhadap professional jauh lebih tinggi
dibanding non-profesional. Namun demikian perlu diingat, meskipun etika profesi
dibedakan dari etika kerja, kerangka dan prinsip yang dicakup etika profesi
tetap dapat diberlakukan sebagi etika kerja.
Untuk
memperlancar kinerja sehari-hari, setiap karyawan haruslah menaati etika yang
berlaku di kantor. Berikut hal – hal kecil yang harus dipenuhi :
1) Pahami aturan tertulis
dan tak tertulis di tempat kerja.
2) Jaga disiplin diri.
3) Pahami etika dalam pergaulan, etika
berpakaian, etika berbicara, dan jaga sikap dalam kantor.
4) Tetap hormat dan sopan baik kepada atasan, rekan
kerja, maupun bawahan.
5) Jaga kredibilitas.
6) Bertutur sopan dan selalu ucapkan terima kasih.
7) Kontrol telepon seluler.
8) Hargai privacy orang lain.
9) Jaga kerapian area kerja.
10) Jangan menjadi sumber bau (bau makanan
menyengat, dan bau tidak sedap lainnya)
11) Bekerja tepat waktu.
(dimuat dalam majalah SEKAR – edisi 84/12, tgl 30 Mei-13 Juni
2012, rubrik KARIER)
0 komentar:
Posting Komentar