Kamis, 13 Agustus 2015

ETIKA KERJA

A.    Pengertian Etika Kerja
      Etika kerja adalah seperangkat sikap atau pandangan mendasar yang dipegang sekelompok manusia untuk menilai bekerja sebagai suatu hal yang positif bagi peningkatan kualitas kehidupan sehingga mempengaruhi perilaku kinerjanya. Perusahaan dengan etika kerja yang baik akan memiliki dan mengamalkan nilai-nilai, yakni : kejujuran, keterbukaan, loyalitas kepada perusahaan, konsisten pada keputusan, dedikasi kepada stakeholder, kerja sama yang baik, disiplin, dan bertanggung jawab.

B.     Aspek – Aspek Etika Kerja
Ada 8  aspek etos kerja sebagai berikut :
1.      Kerja adalah rahmat.
2.      Kerja adalah amanah.
3.      Kerja adalah panggilan.
4.      Kerja adalah aktualisasi.
5.      Kerja adalah ibadah.
6.      Kerja adalah seni.
7.      Kerja adalah kehormatan.
8.      Kerja adalah pelayanan.

            Jika kita menyadari aspek etos kerja diatas, kita akan menghargai pekerjaan dan melaksanakannya secara bertanggung jawab, penuh keyakinan dan komitmen, teliti, tekun, integritas, serta professional. Banyak orang yang mengganggap suatu pekerjaan merupakan beban, sehingga dalam bekerja tidak dengan sepenuh hati, mudah mengeluh, dan selalu merasa tidak nyaman. Ketidakpuasan memang selalu ada dalam setiap diri manusia, tetapi sebaiknya diaplikasikan ke dalam hal yang positif. Misalnya, tidak puas melihat sikap konsumen yang merasa kecewa atas sikap pegawai. Ketidakpuasan diwujudkan dengan memperbaiki pelayanan.

C.    Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Etika Kerja
1)      Agama
Pada dasarnya agama merupakan suatu sistem nilai. Sistem nilai yang tentunya akan mempengaruhi atau menentukan pola hidup para penganutnya. Cara berpikir, bertindak, dan bersikap seseorang pasti diwarnai moleh ajaran agama yang dianutnya jika ia bersungguh – sungguh dalam menjalankan kehidupan beragama. Rosmiani (1996) berpendapat bahwa etos kerja yang rendah secara tidak langsung dipengaruhi oleh  rendahnya kualitas keagamaan seseorang.
2)      Budaya
Usman Pelly (dalam Rahimah, 1995) mengatakan bahwa sikap mental, tekad, disiplin, dan semangat kerja masyarakat juga disebut sebagai etos budaya dan secara operasional, etos budaya ini juga disebut sebagai etos kerja. Kualitas etos kerja ditentukan oleh sistem orientasi nilai budaya masyarakat yanmg bersangkutan. Masyarakat dengan sistem nilai budaya maju akan memilki etos kerja yang tinggi dan sebaliknya, masyarakat dengan system nilai konservatif akan memiliki etos kerja yang rendah bahkan sama sekali tidak memiliki etos kerja.
3)      Sosial Politik
KH. Abdurrahman Wahid (2002) mengatakan bahwa etos kerja harus dimulai dengan kesadaran akan pentingnya arti tanggung jawab kepada masa depan bangsa dan Negara. Dorongan untuk mengatasi kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan hanya mungkin timbul jika masyarakat secara keseluruhan memilki orientasi kehidupan yang teracu pada masa depan yang lebih baik. Orientasi ke depan itu harus diikuti oleh penghargaan yang cukup kepada kompetisi dan pencapaian (achievement)
4)      Kondisi Lingkungan/Geografis
Lingkungan alam yang mendukung mempengaruhi manusia yang berada di dalamnya melakukan usaha untguk dapat mengelola dan mengambil manfaat, dan bahkan dapat mengundang pendatang untuk turut mencari penghidupan di lingkungan tersebut.
5)      Pendidikan
Etos kerja tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia akan membuat seseorang mempunyai etos kerja keras. Meningkatnya kualitas penduduk dapat tercapai apabila ada pendidikan yang merata dan bermutu, disertai dengan peningkatan dan perluasan pendidikan, keahlian dan keterampilan, sehingga semakin meningkat pula aktivitas dan produktivitas masyrakat sebagai pelaku ekonomi.
6)      Struktur Ekonomi
Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya struktur ekonomi, yang mampu memberikan insentif bagi anggota masyarakat untuk bekerja keras dan menikmati hasil kerja keras mereka dengan penuh.

Etika Kerja Vs Etika Profesi
            Etika profesi merupakan sesuatu bidang etika terapan. Etika profesi berkaitan dengan kewajiban etis mereka yang menduduki posisi yang disebut professional. Etika profesi berfungsi sebagai panduan bagi para professional dalam menjalani kewajiban mereka memberikan dan mempertahankan jasa kepada masyarakat yang berstandar tinggi. Sedangkan etika kerja  mengatur praktik, hak dan kewajiban bagi mereka yang disebut non-profesional.
            Para professional memiliki karakter khusus dari segi pendidikan, palatihan, dan pengetahuan yang membedakannya dengan pekerja non-profesional. Tuntutan akan standar profesionalisme dan etika terhadap professional jauh lebih tinggi dibanding non-profesional. Namun demikian perlu diingat, meskipun etika profesi dibedakan dari etika kerja, kerangka dan prinsip yang dicakup etika profesi tetap dapat diberlakukan sebagi etika kerja.
Untuk memperlancar kinerja sehari-hari, setiap karyawan haruslah menaati etika yang berlaku di kantor. Berikut hal – hal kecil yang harus dipenuhi :
1)      Pahami aturan tertulis dan tak tertulis di tempat kerja.
2)      Jaga disiplin diri.
3)      Pahami etika dalam pergaulan, etika berpakaian, etika berbicara, dan jaga sikap dalam kantor.
4)      Tetap hormat dan sopan baik kepada atasan, rekan kerja, maupun bawahan.
5)      Jaga kredibilitas.
6)      Bertutur sopan dan selalu ucapkan terima kasih.
7)      Kontrol telepon seluler.
8)      Hargai privacy orang lain.
9)      Jaga kerapian area kerja.
10)  Jangan menjadi sumber bau (bau makanan menyengat, dan bau tidak sedap lainnya)
11)  Bekerja tepat waktu.

(dimuat dalam majalah SEKAR – edisi 84/12, tgl 30 Mei-13 Juni 2012,  rubrik KARIER)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Astri's Journal Template by Ipietoon Cute Blog Design