Selasa, 14 April 2015

Etika dan Etiket serta Peranannya dalam Kehidupan Sehari-hari




Hai semua, ahoy.Jadi, karena ini pertama kali saya ngeblog rasanya nggak sah kalo nggak memperkenalkan diri. Walaupun sebenarnya bio saya dapat dililihat di profil, perkenalan ini hanya untuk faktor kepuasan pribadi :D. Perkenalkan, nama saya Astri Simarmata. Saya seorang pelajar, pelajar yang mendapat tugas dari pengajar untuk aktif menuangkan pikiran melalui suatu media yang sebenarnya merupakan tugas pokok dari setiap pelajar.

Dalam tulisan saya yang pertama ini, saya akan membahas tentang etika. Apa sih itu etika? Kenapa etika perlu dibahas? Bukankah etika hidup dan berkembang dalam masyarakat layaknya norma? Apakah etika sama dengan etiket? Bagaimana peranan etika dalam kehidupan sehari-hari ?Begitu banyak pertanyaan yang timbul jika kita menelurusi etika lebih dalam lagi.Disini saya ingin berbagi informasi yang saya ketahui mengenai etika dan perbedaanya dengan etiket.

Dua istilah, yaitu etika dan etiket dalam kehidupan sehari-hari kadang-kadang diartikan sama, dipergunakan silih berganti. Kedua istilah tersebut memang hampir sama pengertiannya, tetapi tidak sama dalam hal titik berat penerapan atau pelaksanaannya, yang satu lebih luas daripada yang lain.

A. ETIKA
Kata etika, seringkali disebut pula dengan kata etik, atau ethics (bahasa Inggris), mengandung banyak pengertian.

Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata Latin “Ethicos” yang berarti kebiasaan.Dengan demikian menurut pengertianyang asli, yang dikatakan baik itu apabila sesuai dengan kebiasaan masyarakat.Lambat laun pengertian ini berubah,etika adalah suatu ilmu yang mebicarakan masalah perbuatan atautingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik.Etika juga merupakan penyelidikan filosofis mengenai kewajiban-kewajiban manusia dan hal-hal yang baik dan buruk.Etika tidak membahas keadaan manusia, melainkan membahas bagaimana seharusnya manusia itu berlaku benar.

Etika juga disebut ilmu normatif, maka dengan sendirinya berisi ketentuan-ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kamusbesar bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1988), etika dirumuskan dalam tiga arti, yaitu;
1.      Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
2.      Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
3.      Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Etika dapat dibedakan menjadi tiga macam:
1.   Etikasebagai ilmu, yang merupakan kumpulan tentang kebajikan, tentang penilaian perbuatan seseorang.
2.      Etika dalam arti perbuatan, yaitu perbuatan kebajikan. Misalnya, seseorang dikatakan etis apabila orang tersebuttelah berbuat kebajikan.
3. Etikasebagai filsafat, yang mempelajari pandangan-pandangan, persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan.

Kita juga sering mendengar istilah descriptive ethics, normative ethics, dan philosophy ethics, yaitu :
1.      Descriptive ethics, ialah gambaran atau lukisan tentang etika.
2.      Normative ethics, ialah norma-norma tertentu tentang etika agar seorang dapat dikatakan bermoral.
3.      Philosophy ethics, ialah etika sebagai filsafat, yang menyelidiki kebenaran.

Berdasarkan perkembangan arti tadi, etika dapat dibedakan antara etika perangai dan etika moral.
1.      Etika Perangai.
Etika perangai adalah adat istiadat atau kebiasaan yang menggambaran perangai manusia dalam kehidupan bermasyarakat di aderah-daerah tertentu, pada waktu tertentu pula.Etika perangai tersebut diakui dan berlaku karena disepakati masyarakat berdasarkan hasil penilaian perilaku.
Contoh etika perangai:
A.    Berbusana adat.
B.     Pergaulan muda-mudi.
C.     Perkawinan semenda.
D.    Upacara adat.

2.      Etika Moral.
Etika moral berkenaan dengan kebiasaan berperilaku yang baik dan benar berdasarkan kodrat manusia.Apabila etika ini dilanggar timbullah kejahatan, yaitu perbuatan yang tidak baik dan tidak benar.Kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia yang disebut moral.Etika moral ini terwujud dalam bentuk kehendak manusia berdasarkan kesadaran, dan kesadaran adalah suara hati nurani.
Contoh etika moral:
A.    Berkata dan berbuat jujur.
B.     Menghargai hak orang lain.
C.     Menghormati orangtua dan guru.
D.    Membela kebenaran dan keadilan.
E.     Menyantuni anak yatim/piatu.

Etika Pribadi dan Etika Sosial
Dalam kehidupan masyarakat kita mengenal etika pribadi dan etika sosial. Untuk mengetahui etika pribadi dan etika social diberikan contoh sebagai berikut:
1.      Etika Pribadi. Misalnya seorang yang berhasil dibidang usaha (wiraswasta) dan menjadi seseorang yang kaya raya (jutawan). Ia disibukkan dengan usahanya sehinnga ia lupa akan diri pribadinya sebagai hamba Tuhan. Ia mempergunakan untuk keperluan-keperluan hal-hal yang tidak terpuji dimata masyarakat (mabuk-mabukan, suka mengganggu ketentraman keluarga orang lain). Dari segi usaha ia memang berhasil mengembangkan usahanya sehinnga ia menjadi jutawan, tetapi ia tidak berhasil dalam emngembangkan etika pribadinya.
2.      Etika Sosial. Misalnya seorang pejabat pemerintah (Negara) dipercaya untuk mengelola uang negara. Uang milik Negara berasal dari rakyat dan untuk rakyat. Pejabat tersebut ternyata melakukan penggelapan uang Negara utnuk kepentingan pribadinya, dan tidak dapat mempertanggungjawabkan uang yang dipakainya itu kepada pemerintah. Perbuatan pejabat tersebut adalah perbuatan yang merusak etika sosial.

B. ETIKET
Etiket adalah tata aturan pergaulan yang disetujui oleh masyarakat tertentu dan menjadi norma serta anutan dalam bertingkahlaku pada anggota masyarakat tersebut.Dalam pergaulan hidup, etiket merupakan tata cara dan tata krama yang baik dalam menggunakan bahasa maupun dalam tingkah laku. Etiket merupakan sekumpulan peraturan-peraturan kesopanan yang tidak tertulis, namun sangat penting untuk diketahui oleh setiap orang yang ingin mencapai sukses dalam perjuangan hidup yang penuh dengan persaingan.

Etiket juga merupakan aturan-aturan konvensional melalui tingkah laku individual dalam masyarakat beradab, merupakan tatacara formal atau tata krama lahiriah untuk mengatur relasi antarpribadi, sesuai dengan status social masing-masing individu. Etiket didukung oleh berbagai macam nilai, antara lain;
1.      Nilai-nilai kepentingan  umum.
2.      Nilai-nilai kejujuran, keterbukaan dan kebaikan.
3.      Nilai-nilai kesejahteraan.
4.      Nilai-nilai kesopanan, harga-menghargai.
5.    Nilai diskresi (discretion: pertimbangan) penuh pikir. Mampu membedakan sesuatu yang patut dirahasiakan dan boleh dikatakan atau tidak dirahasiakan.

Etiket juga sering disebut tata krama, yakni kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antarmanusia setempat. Tata berarti adat, aturan, norma, peraturan. Sedangkan krama berarti sopan santun, kebiasaan sopan santun atau tata sopan santun.Sedangkan etika menunjukkan seluruh sikap manusia yang bersikap jasmaniah maupun yang bersikap rohaniah.Kesadaran manusia terhadap kesadaran baik buruk disebut kesadaran etis atau kesadaran moral.

Dalam buku Bahan Diskusi Customer Service Group (CSG) dan Allround Teller (ART) yang diterbitkan oleh Urusan Operasional KAntor Pusat BRI, menjelaskan bahwa etiket adalah ketentuan tidak tertulis yang mengatur tindak dan gerak manusia yang berkaitan dengan:
A.    Sikap dan perilaku yaitu bagaimana anda bersikap dan berperilaku dalam menghadapi suatu situasi.
B.     Ekspresi wajah yaitu bagaimana raut muka yang harus anda tampilkan dalam menghadapi suatu situasi, misalnya dalam melayani tamu.
C.     Penampilan yaitu sopan santun mengenai cara anda menampilkan diri, misalnya: cara duduk, cara berdiri adalah wajar dan tidak dibuat-buat.
D.    Cara berpakaian yaitu cara mengatur tentang sopan santun anda dalam mengenakan pakaian, baik menyangkut gaya pakaian, tata warna, keserasian model yang tidak menyolok dan lain-lain.
E.     Cara berbicara yaitu tata cara/sopan santun anda dalam berbicara caik secara langsung maupun tidak langsung.
F.      Gerak-gerik yaitu sopan santun dalam gerak-gerik badan dalam berbicara secara langsung berhadapan dengan tamu.

PERBEDAAN ETIKET DAN ETIKA

Dari uraian diatas, mengenai perbedaan etika dan etiket, dapat disimpulkan sebagai berikut:
ETIKET
ETIKA
CARA
Sekretaris dalam melayani tamunya harus bersikap sopan dan ramah, menunjukkan muka yang manis. Jika hal ini tidak dipatuhi, maka sekretaris dianggap telah melanggar etiket.
NIAT
Sekretaris yang memberikan data dengan sebenar-benarnya, tetapi dilaksanakan dengan muka cemberut, maka sekretaris tersebut tidak melanggar etika, tetapi melanggar etiket.
FORMALITAS
Sekretaris harus berpakaian rapi   dan sopan. Ia dianggap melanggar etiket bila melayani tamu dengan memakai baju singlet atau memakai sandal.
NURANI
Sekretaris yang melakukan perbuatan tidak jujur, walaupun pakaian rapi namun etika diabaikan.
RELATIF
Bila anda diundang oleh atasan anda untuk makan bersama, maka harus menggunakan sendok. Tetapi bila dilakukan dengan santai, maka aturan tersebut tidak berlaku.
MUTLAK
Ketentuan yang mengatakan jangan melakukan manipulasi dan mempermainkan data, sifatnya mutlak dimana saja, kapan saja, dan bagi siapa saja.
LAHIRIAH
Hanya terlihat wujud nyata dan penampilan. Contoh: cara berbicara.
BATINIAH
Menyangkut sifat batin dan hati nurani. Contoh; sifat jujur, dll.

Dari penjelasan tersebut jelaslah perbedaan antara etika dan etiket. Apabila telah mempunyai etika yang baik tetapi tidak didukung oleh etiket yang baik pula, maka kita akan gagal karena secara lahiriah kita kurang disenangi, dihormati atau dihargai oleh orang lain. Akan tetapi sebaliknya, apabila kita hanya menerapkan etiket yang baik tanpa didukung dengan etika, maka dalam jangka waktu yang pendek kita akan tampak berhasil, karena kita telah berhasil memanipulasi nurani, batin kita dengan penampilan lahiriah yang meyakinkan, sehingga kita akan dihargai, dihormati, dan disenangi. Agar kita dapat dihargai dan disenagi orang lain sepanjang masa, maka kita harus dapat menerapkankan secara bersama-sama antara etika dan etiket.

Kemudian, bagaimana peran etika dalam kehidupan sehari-hari?

Pertanyaan ini merupakan alasan kenapa saya membahas etika. Etika berperan penting dalam kehidupan karena manfaatnya sebagai berikut :
1.      Sebagai dasar untuk membentuk sikap dan perilaku manusia.
2.      Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
3.   Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang boleh dirubah, sehingga kita dapat mengambil sikap yang bisa dipertanggungjawabkan.
4.      Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
5.   Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai antara kita dengan orang yang akan kita hadapi.

Adapun manfaat etiket sebagai berikut:
1.      Memupuk persahabatan, agar kita diterima dalam pergaulan.
2.      Untuk menyenangkan serta memuaskan orang lain.
3.      Untuk membina dan menjaga hubungan baik.

Dari penjelasan  diatas dapat kita  ketahui bagaimana etika mengambil peranan dalam kehidupan kita. Etika sebagai dasar untuk membentuk sikap dan perilaku manusia. Apabila penerapan etika diikuti dengan etiket, kondisi suatu masyarakat pasti akan lebih baik disbanding masyarakat dengan etika dan etiket yang kurang.

Kondisi etika dalam masyarakat saat ini khususnya kaum pelajar sangat mengkhawatirkan.Banyak kejadian kriminal, dan kejahatan lainnya yang terjadi di lingkungan pelajar.Yang  lebih menyedihkan lagi mereka adalah orang yang berpendidikan dan selalu diajarkan sejak dini dalam keluarga dan sekolah mengenai etika, norma, akhlak, sopan santun, bahkan  disekolah diadakan mata pelajaran Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan. Apakah itu tidak menandakan bahwa kita selalu belajar untuk bersikap baik dan memiliki etika?Bayangkan jika kita mendengar berita “Tiga orang siswa kelas tiga SMP tertangkap basah saat melakukan pencurian sepeda motor”. Jika kita perhatikan misalnya siswa itu berumur 15 tahun . Bukankah 15 tahun adalah waktu yang lama untuk belajar etika dan norma? Namun, etika bukanlah masalah berapa lama kita mempelajarinya .Akan tetapi, bagaimana suatu perbuatan itu dinilai.Bagaimanapun mencuri dinilai buruk oleh masyarakat dan dilarang dalam semua agama.Maka, tidak seharusnya mereka melakukannya.

Negara kita sebagai  negara berkembang lebih banyak  mengurusi masalah akibat kurangnya etika dan norma dalam masyarakat daripada memikirkan kemajuan bagi bangsa ini. Di lingkungan sekolah misalnya, masalah yang sering dihadapi adalah pelajar yang tidak disiplin, pelajar melanggar peraturan dan tata tertib.Di lingkungan masyarakat misalnya, masyarakat yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas, perusakan lingkungan, pencurian, tindak kriminal, bahkan kasus suap dan korupsi atau praktik KKN yang masih ramai terjadi.

Sebagai generasi penerus, seharusnya  kita mempersiapkan diri untuk menjadi penerus kepemimpinan yang membawa negara kita ke perubahan yang lebih baik. Mengikuti jejak negara maju, mengembangkan teknologi dan sumber daya baik SDM maupun SDA sehingga mampu  bersaing di dunia internasional. Tingkat kemiskinan, pengangguran, dan buta huruf yang rendah, memiliki industri yang  maju serta mampu mengelola kekayaan negara kita sendiri adalah impian bangsa Indonesia sejak lama. Tentu itu sangat tidak mudah untuk diwujudkan.Dalam peribahasa keadaan ini dikatakan seperti pungguk merindukan bulan. Namun, kita harus  tetap berusaha apabila kita ingin mencapainya. Ibarat iklan kampanye, Lebih cepat lebih baik, Kalau bukan kita siapa lagi?Kalau bukan sekarang kapan lagi? :D


Pada akhirnya saya ucapkan terimakasih kepada pembaca sekalian, semoga tulisan ini bermanfaat.Mohon  maaf bila ada kesalahan penulisan.
 

Astri's Journal Template by Ipietoon Cute Blog Design